Fenomena Singkat Namun Mengejutkan
Hujan es berlangsung sekitar 10 hingga 15 menit di beberapa wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta. Warga yang sedang beraktivitas di luar ruangan terkejut karena hujan tiba-tiba membawa butiran es yang menghantam atap rumah dan kendaraan.
“Awalnya saya kira hujan biasa, tetapi suara keras di atap membuat saya keluar rumah. Ternyata es kecil-kecil ikut turun,” kata Rina (34), warga Condongcatur.
Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta langsung memberikan klarifikasi. BMKG menjelaskan bahwa hujan es muncul karena awan Cumulonimbus tumbuh sangat tinggi hingga menembus lapisan atmosfer dingin.
“Awan Cumulonimbus mendorong tetesan air ke lapisan atas. Arus naik yang kuat membuat air membeku dan jatuh ke permukaan dalam bentuk es,” jelas Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kurnia.
BMKG menegaskan bahwa hujan es berlangsung singkat dan hanya memengaruhi wilayah tertentu, sehingga tidak semua daerah Yogyakarta mengalami fenomena tersebut.
Pola Cuaca dan Potensi Terulang
Beberapa hari terakhir, suhu udara di Yogyakarta terasa panas pada siang hari. Kondisi itu memicu pertumbuhan awan Cumulonimbus yang bisa menghasilkan hujan deras, angin kencang, hingga hujan es.
“Fenomena ini bisa terulang selama masa transisi musim, terutama ketika udara panas bertemu dengan kelembapan tinggi,” tambah Reni.
Baca Juga :
PT KAI Setop Putar Lagu “Sepasang Mata Bola” di Stasiun Yogyakarta
Himbauan untuk Masyarakat
BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada. Warga sebaiknya berlindung di tempat aman saat hujan deras turun, terutama jika disertai angin kencang dan petir. BMKG juga mendorong masyarakat untuk rutin memantau informasi cuaca resmi agar lebih siap menghadapi kondisi ekstrem.
Kesimpulan
Fenomena hujan es yang melanda Yogyakarta mengingatkan bahwa cuaca ekstrem bisa muncul kapan saja. Walau jarang terjadi, hujan es tetap wajar dalam dinamika atmosfer. Dengan kewaspadaan dan kesiapan, masyarakat dapat mengurangi dampak buruk cuaca ekstrem di masa mendatang.