Presiden Joko Widodo Hadiri Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan UGM: Dorong Inovasi Pengelolaan Hutan Berkelanjutan
Diskusi Yogyakarta – Suasana khidmat menyelimuti Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Jumat (17/10/2025) pagi. Dalam peringatan Dies Natalis ke-62 Fakultas Kehutanan, Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo, hadir secara langsung dan menjadi tamu kehormatan dalam rapat senat terbuka. Kehadiran Presiden disambut hangat oleh sivitas akademika, jajaran pimpinan universitas, serta ratusan mahasiswa dan tamu undangan.
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 09.00 WIB dengan pengawalan ketat dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Dalam kesempatan ini, ia tampil sederhana namun berwibawa, mengenakan peci hitam dipadukan dengan batik cokelat bermotif klasik — gaya khasnya dalam menghadiri acara kenegaraan yang bernuansa budaya.
Undangan Khusus dari Dekan
Dalam keterangannya kepada awak media usai acara, Presiden Jokowi mengaku merasa terhormat mendapat undangan langsung dari dekan Fakultas Kehutanan. “Sebulan yang lalu saya mendapatkan undangan diantar langsung oleh Pak Dekan dan jajaran dosen Fakultas Kehutanan ke rumah. Saya tentu sangat menghargai undangan tersebut,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Jokowi, Fakultas Kehutanan UGM memiliki peran historis dalam mencetak banyak ahli kehutanan, peneliti, dan birokrat di bidang lingkungan hidup. Tak sedikit alumninya yang kemudian menjadi pengambil kebijakan penting dalam pengelolaan hutan nasional dan internasional.
Peran Penting Kehutanan di Tengah Krisis Iklim
Dalam sambutannya di podium, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya peran dunia kehutanan di tengah ancaman perubahan iklim global. Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara dengan salah satu kawasan hutan tropis terbesar di dunia, sehingga memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem dunia.
“Isu perubahan iklim bukan lagi pembahasan di ruang akademik saja. Ini sudah menjadi tantangan nyata yang mempengaruhi kehidupan masyarakat, perekonomian, bahkan ketahanan nasional. Fakultas Kehutanan UGM punya tanggung jawab moral dan keilmuan untuk terus melahirkan inovasi pengelolaan hutan yang berkelanjutan,” tegas Jokowi dalam pidatonya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Ia juga menekankan bahwa kebijakan pemerintah saat ini sedang diarahkan untuk memperkuat rehabilitasi hutan, memperluas kawasan hutan sosial, dan meningkatkan pengawasan terhadap praktik illegal logging. Pemerintah, kata Jokowi, membuka ruang kolaborasi antara dunia akademik, masyarakat adat, sektor swasta, dan pemerintah daerah untuk mewujudkan tata kelola hutan yang adil dan lestari.
Sambutan Hangat dari Civitas Akademika
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kesediaan Presiden hadir secara langsung dalam peringatan Dies Natalis tahun ini. “Ini bukan sekadar kehadiran simbolik, tetapi bentuk dukungan nyata terhadap peran perguruan tinggi dalam pembangunan nasional, khususnya dalam sektor kehutanan,” ujarnya.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM juga menambahkan bahwa pihaknya tengah mengembangkan berbagai riset dan program inovatif, mulai dari teknologi pemantauan hutan berbasis satelit, sistem agroforestri adaptif, hingga pengembangan ekonomi hijau berbasis masyarakat.
“Kami ingin lulusan Fakultas Kehutanan UGM menjadi pionir dalam menjaga keberlanjutan alam Indonesia,” ungkapnya.
Mahasiswa Antusias Sambut Jokowi
Kehadiran Presiden Jokowi juga menjadi momen spesial bagi mahasiswa. Banyak mahasiswa yang sudah menanti sejak pagi di area kampus untuk menyambut dan mendokumentasikan momen langka tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan sempat mendapatkan kesempatan berswafoto bersama Presiden.
“Senang sekali bisa melihat langsung Pak Jokowi di kampus kami. Ini jadi penyemangat untuk terus belajar dan berkontribusi di bidang kehutanan,” kata Rina, mahasiswa semester akhir Fakultas Kehutanan.
Rangkaian Acara Dies Natalis
Peringatan Dies Natalis ke-62 ini tidak hanya diisi dengan pidato Presiden. Acara juga mencakup rapat senat terbuka, penyerahan penghargaan kepada dosen dan peneliti berprestasi, peluncuran buku ilmiah kehutanan, serta pameran hasil riset mahasiswa. Salah satu fokus utama pameran tahun ini adalah inovasi teknologi pengelolaan hutan berbasis masyarakat dan mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, acara juga menjadi momentum peluncuran program “Green Generation” — sebuah inisiatif kolaboratif antara kampus, masyarakat desa hutan, dan pelaku industri untuk mencetak kader muda pelestari lingkungan.
Arah Kebijakan Kehutanan Nasional
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Jokowi juga menyinggung arah kebijakan kehutanan nasional yang akan semakin berbasis ilmu pengetahuan (science-based policy). Menurutnya, perguruan tinggi seperti UGM memiliki peran penting sebagai “laboratorium kebijakan” yang membantu pemerintah dalam mengambil keputusan strategis.
“Bukan zamannya lagi kita hanya mengandalkan eksploitasi hutan. Sekarang kita harus bicara restorasi, konservasi, dan ekonomi hijau. Indonesia punya modal besar, dan itu harus dikelola oleh orang-orang berilmu, termasuk para sarjana kehutanan UGM,” ujar Jokowi.
Penutup dan Harapan
Acara ditutup dengan penanaman pohon secara simbolis oleh Presiden Jokowi bersama rektor dan dekan sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Penanaman pohon tersebut diharapkan menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kelestarian alam.
“Kalau hutan kita rusak, kita semua yang akan merasakan dampaknya. Oleh sebab itu, kita harus menjaga bersama,” pesan Jokowi sebelum meninggalkan kampus.