Pencabutan Kartu Pers Istana Jurnalis CNN Dinilai Bermasalah secara Hukum dan Etika Jurnalistik

Ilustrasi wartawan.

Keputusan pencabutan kartu pers Istana terhadap seorang jurnalis
CNN
menuai polemik di ruang publik. Sejumlah pihak menilai bahwa langkah tersebut
tidak hanya problematis secara hukum, tetapi juga bertentangan dengan
prinsip etika jurnalistik.
Kasus ini sekaligus menjadi ujian bagi komitmen pemerintah terhadap
kebebasan pers di Indonesia.

Awal Mula Kontroversi

Pencabutan kartu pers dilakukan setelah jurnalis CNN melontarkan pertanyaan kritis
kepada pejabat negara dalam forum resmi di Istana Kepresidenan. Pertanyaan tersebut dianggap
tidak sesuai dengan aturan protokoler, sehingga pihak Istana mencabut akses liputan.
Namun, tindakan ini langsung mendapat sorotan tajam dari organisasi pers dan masyarakat sipil.

Aspek Hukum yang Dipermasalahkan

Dari sisi hukum, pencabutan kartu pers dinilai tidak memiliki dasar regulasi yang jelas.
Menurut para ahli hukum tata negara, pembatasan akses jurnalis hanya dapat dilakukan
jika terdapat pelanggaran serius dan harus melalui mekanisme yang transparan.
Keputusan sepihak dari pihak Istana dianggap berpotensi melanggar prinsip
hak asasi manusia
terkait hak atas informasi.

Perspektif Etika Jurnalistik

Dari perspektif etika jurnalistik, tindakan pencabutan kartu pers dipandang sebagai upaya
membatasi kerja jurnalis. Padahal, dalam kode etik jurnalistik, jurnalis berhak mengajukan
pertanyaan kritis untuk kepentingan publik. Menghalangi kerja jurnalis berarti
mereduksi peran pers sebagai watchdog atau pengawas kekuasaan.

Organisasi seperti Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
dan Dewan Pers menilai peristiwa ini mencederai demokrasi. Mereka menekankan bahwa
pemerintah seharusnya membuka ruang dialog, bukan membatasi akses pers.

Respon Publik dan Akademisi

Reaksi publik tidak kalah keras. Banyak akademisi dan aktivis menilai bahwa pencabutan kartu pers
bisa menciptakan preseden buruk bagi hubungan pemerintah dan media.
Jika dibiarkan, peristiwa semacam ini dapat menimbulkan iklim ketakutan di kalangan jurnalis,
sehingga kebebasan berekspresi terancam.

Pemulihan dan Implikasi ke Depan

Setelah gelombang kritik, pihak Istana akhirnya mengembalikan kartu pers tersebut.
Meski masalah teknis dianggap selesai, kasus ini meninggalkan catatan penting:
perlunya mekanisme yang jelas, transparan, dan menghormati etika jurnalistik.
Pemerintah diharapkan lebih bijak dalam menangani dinamika dengan media di masa mendatang.

Kesimpulan

Kasus pencabutan kartu pers Istana terhadap jurnalis CNN membuktikan bahwa kebebasan pers
masih menghadapi tantangan di Indonesia. Tindakan itu dinilai bermasalah baik dari segi hukum
maupun etika jurnalistik. Agar demokrasi tetap sehat, pemerintah perlu menghormati kerja jurnalis,
sementara media harus tetap berpegang pada kode etik dan tanggung jawab profesional.

Pranala Luar Wikipedia

Kategori Wikipedia yang Relevan

Kategori:Jurnalisme, Kategori:Etika jurnalistik, Kategori:Kebebasan pers,
Kategori:Hak asasi manusia di Indonesia, Kategori:CNN, Kategori:Politik Indonesia

 

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.